Kamis, 29 Maret 2012

Hiperemesis Gravidarum


A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah nama untuk symptom muntah yang berlebihan saat hamil. Symptom ini diduga mempengaruhi 5 sampai 10 wanita dari 1000 wanita hamil dan didefinisikan sebagai muntah yang terjadi terus menerus, dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh. Symptom ini berpotensi menjadi serius karena muntah yang tidak terkontrol dapat berakibat fatal dan hanya menerapkan teknik pemberian cairan melalui pembuluh darah yang telah disempurnakan mampu menolong wanita wanita tidak lagi sekarang sebagai konsekuensi serangan hiperemesis gravidarum. (Van Stuijvenberg, 1995)

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan – perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat – zat lain akibat inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
1. faktor predisposisi :
a. Primigravida
b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa

2. Faktor organik :
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi

3. faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan pekerjaan

C. Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

D. Gejala dan Tanda
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bisa lebih dari 10 kali muntah, akan tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi :
Tingkat 1 = Ringan
Mual muntah terus menerus menyebabkan penderita lemah, tidak mau makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, dan mata cekung.

Tingkat 2 = Sedang
Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita lebih parah, lemas, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi. Dapat pula terjadi asetonuria, dan dari nafas keluar bau aseton.

Tingkat 3 = Berat
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai koma, nadi keci, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik, dan tensi turun sekali, ikterus. Komplikasi yang dapat berakibat fatal terjadi pada susunan syaraf pusat (enefalopati wernicke) dengan adanya nistagmus, diplopia, perubahan mental.

E. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula memberikan gejala muntah.
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.


E. Pencegahan
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis gravidarum dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang – kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah kecil tapi sering
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat.
5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Defekasi teratur
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.


F. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :
1. Obat – obatan
a. Sedativa : phenobarbital
b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
c. Anti histamin : Dramamin, avomin
d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau khlorpromasin
Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.

2. Terapi psikologik
a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik


4. Cairan parenteral
a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari)
b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)
c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena
d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair
Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik


















DAFTAR PUSTAKA

Wesson, Nicky. Morning Sickness. 2002. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Ayu, Ida Chandra Manuaba, dkk. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. 2005. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. 1998. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar